Apr 16, 2017

Salah Presepsi

Kadang orang berfikir, kalau orang yang kerja kantoran, hidup bisa tercukupi. Ya liat-liat dulu, kerja kantoran gaji berapa? Dan berapa pengeluarannya tiap bulan? Memang saya melarang suami untuk kerja kantoran. Toh suami juga memang gak minat kerja kantoran karena waktunya gak fleksible untuk ibadah. Belum lagi kalau harus campur baur dengan lawan jenis. Bisa-bisa saya cemburu terus, haha.

Di Indonesia freelancer memang gak dianggap sebagai pekerjaan yang menjanjikan. Apalagi di mata para orang kolot. Yakin deh bakalan dikira pengangguran kalau kamu bilang kerjaan kamu freelancer. Jarang banget orang kolot yang bisa paham mengenai pekerjaan ini. Saya sih beruntung karena punya orang tua yang paham kalau pekerjaan freelancer justru juga menjanjikan dari pada kerja kantoran. Malah bisa dapat lebih banyak. Ya memang sih gak bisa stabil pendapatannya seperti orang yang kerja kantoran. Tapi ada kalanya pendapatan tiap bulan berlipat-lipat dari orang yang kerja kantoran. Bukannya hidup memang seperti roller coaster kan?

Kadang saya sedih, ketika diremehkan bahkan orang orang dekat karena pekerjaan suami ini. Kalau dihitung-hitung, pendapatan suami ini memang cukup besar. Lebih besar dari gaji pegawai kantoran fresh graduate S1 di Surabaya. Sayangnya, pengeluaran juga besar, jadi ada kalanya kami harus sangat-sangat berhemat.

Tapi biarlah, saya gak mau pusing-pusing dengan sagala macam perkataan orang. Itu hak mereka berbicara dan saya juga punya hak mengacuhkan mereka.

0 comments:

Ikutan Komentar

Komen Anda akan dimoderasi. Komentar yang dimunculkan hanya author perempuan saja.

Terimakasih sudah berkunjung ^_^