Mar 31, 2017

4 Tahun Menikah

Alhamdulillah, kemarin tepat 4 tahun pernikahan kami. Gak kerasa banget ternyata sudah banyak hal yang kami lewati dan Aisyah sudah besar juga. InsyaAllah sebentar lagi Aisyah akan punya adik kedua.

Banyak hal yang harus disyukuri di tahun ke empat kami menikah. Senang sekali rasanya melalui banyak hal dengan suami.

Emm, kadang ketika mengingat saat pertama kali bertemu di kamar setelah sah, bikin saya kepengen ngakak sendiri. Banyak hal konyol yang terjadi dan terkadang mengingatnya membuat kami tertawa bersama.

Gak hanya itu pertama kali ditinggal suami ke kampus, saya sendirian di rumah yang masih sangat asing dan gak ada siapa-siapa kecuali saya. Belum pernah saya tinggal di rumah sendirian. Karena pasti ada saudara saya di rumah. Saya selalu merengek agar suami pulang cepat, karena saya gak nyaman dengan rumah kontrakan kami saat itu. Rumah itu memang agak spooky jadi saya selalu merasa gak nyaman. Eh tapi sampai sekarang pun tetep suka merengek ke suami untuk segera pulang, haha. Tapi seenggaknya gak separah dulu sih. Karena sekarang udah ada anak, jadi ada yang direcokin, hihi.

Saya memang merasa sangat ketergantungan dengan suami. Hingga terkadang saya takut sendiri kalau ditinggal mati suami duluan apa saya bisa mandiri? Ah sudahlah gak perllu dipikirin dulu. Jalanin yang ada.

Read more>>

Mar 30, 2017

4 Cemilan Favorit Aisyah


Punya anak kecil memang dituntut untuk kreatif dalam segala hal. Entah itu bikin mainan seru di rumah atau bikin cemilan sehat untuk anak. Kalau masalah mainan Aisyah memang sering saya buatkan mainan dengan bahan dasat tepung terigu. Dibuat menyerupai mainan Play Dough itu loh. Dia seneng banget kalau udah mainan adonan tepung. Tapi ya gitu harus siap rumah berantakan dan penuh dengan adonan tepung. Belum lagi Aisyah suka banget pakai perabotan dapur buat mainan.

Selain sering bikin mainan sendiri. Saya juga biasanya bikin cemilan yang kira-kira Aisyah doyan. Cemilan yang gampang-gampang aja sih. Seperti bikin singkong rebus, roti isi, jelly atau kadang buah. Aisyah memang tergolong anak yang gak susah makan jadi mudah kalau dikasih cemilan. Cuma ya gitu kadang kalau terlalu sering diberikan cemilan yang sama dia mulai bosan, yang ada makanannya makan dimainin.

Seperti ketika dia makan jelly. Karena memang teksturnya yang kenyal bikin Aisyah gemes jadi dia sering bejek-bejek jelly. Dan itu membuat saya males untuk buatin jelly lagi, hihi. Mendingan juga bikin makanan lain ajalah yang sekiranya gak bisa dimainin. Meski tetep aja sih selalu ada potensi makanan dimainan sama Aisyah.

Kalau lagi gak sempet bikin cemilan sendiri saya juga sering beli cemilan yang udah jadi aja di toko terdekat. Ini beberapa cemilan yang biasa saya beli untuk Aisyah.

Wafer

Makanan yang paling sering jadi cemilannya Aisyah ini adalah wafer. Karena rasanya yang manis ini memang bikin Aisyah suka makan wafer. Tapi tentu saja wafer yang saya berikan bukan yang abal-abal. Karena khawatir aja kalau ada pemanis buatannya atau bahan lainnya yang kurang baik untuk Aisyah.

Stik Coklat

Cemilan yang satu ini memang sedang disukai Aisyah. Karena memang saya belum bisa bikin sendiri jadi memang beli. Stik coklat ini sebenernya cuma biskuit bentuk stik yang kemudian dicelupkan di coklat hingga hampir memenuhi bagian stiknya. Rasanya memang enak sih. Gak heranlah kalau Aisyah doyan.

Kripik Pisang

Aisyah memang suka sekali makan kripik, mungkin memang kayak ummi dan abinya, haha. Kalau beli kripik ini bisanya yang kiloan di tempat snack kiloan. Sekalian juga buat cemilan serumah jadi lumayan hemat, hihi.

Kerupuk Ikan Tengiri

Beberapa waktu lalu saya sempat membeli kerupuk ikan tengiri untuk cemilan di rumah. Eh ternyata Aisyah juga doyan, jadi beberapa kali memang beli kerupuk ikan tengiri lagi. Memang rasa gurihnya itu bikin ketagihan.

Kalau kamu biasanya cemilan apa yang biasa dibeli?
Read more>>

Mar 27, 2017

Supaya Kulkas Tetap Awet, Lakukan Cara Perawatan yang Benar Ini!

Sebagai ibu rumah tangga, kesibukan di dapur tentu akan sangat terbantu dengan adanya kulkas atau lemari es. Sebab ada beragam hal yang dapat Anda lakukan dengan lemari es ini, tak hanya sekedar menyimpan bahan makanan yang mudah basi tapi juga bisa untuk membuat es krim dan mendinginkan makanan yang lebih enak dikonsumsi atau disajikan dingin seperti minuman ringan, pudding hingga buah-buahan. Namun tanpa disadari, kesalahan-kesalahan dalam penyimpanan membuat lemari es menjadi cepat rusak atau tidak awet. Oleh karena itu, lakukan cara perawatannya yang benar seperti di bawah ini agar lemari es tetap awet:


1. Hindarkan Menjejali Makanan atau Bahan Makanan ke dalam Lemari Es dengan Brutal

Seperti yang Anda ketahui, lemari es juga memiliki kapasitasnya masing-masing. Jika lemari es kelebihan muatan, tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan untuk dapat mendinginkan makanan dan akhirnya justru membuat beberapa bahan makanan seperti susu, daging, atau buah dan sayur jadi cepat rusak. Atur penyimpanan bahan makanan dalam lemari es sedemikian rupa sesuai dengan rak nya masing-masing. Untuk bahan makanan dalam kemasan kaleng yang belum dibuka, bisa tidak disimpan dalam lemari es dulu. Pastikan juga tetap ada sirkulasi udara di dalam lemari es.

2. Hindari Memasukkan Makanan dalam Keadaan Panas

Ada mitos bahwa memasukkan air panas dalam freezer akan membuatnya lebih cepat dingin atau mengeras, padahal faktanya tidak demikian. Justru dengan memasukkan makanan atau minuman yang panas dalam lemari es, membuat beban listrik lemari es jadi bertambah besar sehingga memperlambat proses pendinginan, uap air yang terkandung pada makanan atau minuman tersebut justru akan menyebabkan terjadinya frost di evaporator atau mengkontaminasi makanan yang lainnya.


3. Masuk Lebih Dahulu, Keluar Lebih Dahulu.

Makanan atau minuman apa saja memiliki batas ketahanan atau kadaluarsa. Dengan adanya cara ini, menghindari kerusakan makanan atau terbuang sia-sia. Selain itu, makanan-makanan tertentu ketika sudah memasuki masa kadaluarsa dapat mencemari makanan yang lain. Seperti daging misalnya, sebisa mungkin jangan disimpan di kulkas lebih dari 3 minggu, selain dagingnya menjadi tidak sehat, pertumbuhan bakteri dalam lemari es juga akan meningkat dan membuat makanan lain jadi tercemar.

4. Hindari Buka Tutup Terlalu Sering

Sering di antara kita yang tidak memikirkan terlebih dahulu apa saja yang akan diolah atau dikonsumsi sehingga seringkali membuat kita jadi buka-tutup lemari es terlalu sering. Atau membiarkan lemari es terbuka terlalu lama yang justru akan membuat lemari es bekerja lebih keras untuk mendinginkan kembali karena hawa dingin di dalamnya keluar semua. Selain itu, membuka-tutup lemari es sering-sering membuat listrik jadi boros.

5. Jauhkan Lemari Es dari Dinding dan Sumber Panas

Cara lain agar lemari es tetap awet adalah dengan meletakkannya di tempat yang benar, sebisa mungkin hindarkan lemari es dari sumber panas seperti kompor, microwave dan sinar matahari langsung. Atur peletakan lemari es minimal 15 cm dari dinding agar hawa panas dari lemari es tidak memantul ke lemari es.

6. Bersihkan dengan Benar Secara Berkala

Seperti halnya perabot rumah tangga lainnya, kulkas juga tak boleh luput dari perhatian kita. Bersihkan dengan cara mematikan suhu dan mencabut steker nya lalu biarkan sampai bunga atau kerak es dalam freezer mencair dengan sendirinya. Hindari mencongkel dengan benda-benda tajam, lebih baik dibiarkan meleleh atau siram dengan air hangat. Bersihkan juga rak lemari es dengan lap yang bersih.
Read more>>

Mar 23, 2017

Alhamdulillah Sudah Empat Bulan!


Usia kehamilan saya memang sudah memasuki usia empat bulan. Yang artinya sang jabang bayi sudah mulai ditiupkan nyawa dan sudah mulai kerasa gerakannya. Beberapa kali memang kerasa kalau ada yang berdenyut di perut. Dan meski sudah pernah hamil lima kali (dua kalinya keguguran) saya tetap merasa takjub dengan kehamilan kali ini. Tentunya saya juga sangat berharap sang jabang bayi akan sehat selalu dan diberi umur yang barokah. Mengingat adik Aisyah meninggal diusia yang masih sangat kecil yaitu empat puluh hari, memang membuat saya agak takut. Tapi biarlah, memang sudah takdirnya.

Karena ini sudah hamil yang kesekian kalinya saya gak terlalu repot membeli perlengkapa bayi seperti hamil Aisyah. Malahan saya belum belanja apa pun untuk adik kedua Aisyah. Justru saya sibuk untuk pindah ke rumah baru dan beli perabotan rumah tangga, hehe. Maklumlah, bayinya juga belum ketemu gendernya apa. Jadi saya sih beranggapan kalau adik kedua Aisyah ini perempuan, maka saya gak perlu beli banyak perlengkapan lagi. Cukup belikan beberapa baju bayi baru saja.

Tapi entah kenapa dokter spesialis kandungan sempat nyeletuk kalau adiknya ini mungkin laki-laki. Saya gak tahu juga kenapa. Tapi apa pun itu, perempuan atau laki-laki saya akan sangat bersyukur. Hanya saja kalau memang nanti adiknya laki-laki, saya harus beli baju bayi lagi, hihi. Cuma baju newborn aja yang bisa dipakai untuk bayi laki-laki karena memang warnanya netral.

Buat saya sih gak masalah. Justru saya memang ingin beli sendiri baju bayi. Mungkin karena belum puas. Saat hamil Aisyah kebanyakan bajunya dibelikan oleh mertua. Karena saat itu sedang ada sale di pasar dekat rumah. Memang sih bukan motif baju bayi terbaru, tapi seenggaknya bahannya halus dan layak dipakai. Harganya juga miring banget. Cuma kadang saya ingin beli baju bayi dengan motif lucu-lucu seperti yang pernah saya belikan untuk adik pertamanya Aisyah.

Pengen Punya Box Bayi

Pengen punya box bayi, supaya bisa si kecil gak bosen di kamar terus.

Hal yang belum kesampaian saat punya anak sampai saat ini adalah punya box bayi. Dulu memang karena gak memungkinkan punya box bayi. Maklumlah masih tinggal sama mertua jadi tempat terbatas. Kalau tahun ini insyaAllah kan mau tinggal di rumah sendiri jadi kepengen punya box bayi. Meski sebenarnya ada yang bilang box bayi ini mubazir, karena hanya dipakai sebentar.

Tapi bagi saya mungkin akan berguna biar si kecil bisa tidur di tempat lain selain di kamar orang tuanya. Jadi pengennya saat pagi hari saya akan membersihkan kamar, si kecil bisa tidur di box bayi dan ditempatkan di ruang bermain. Atau kalau lagi bosen, box bayinya dipindah ke ruang depan supaya si kecil juga bisa melihat keluar. Jadi box bayi yang saya inginkan nanti seenggaknya ada rodanya jadi mudah dipindah-pindah.

Merencanakan Kelahiran Si Kecil

Gak seperti hamil pertama, hamil kali ini saya sudah merencanakan untuk melahirkan di rumah sakit. Dua kali melahirkan di bidan saya memang satu kali kecewa dengan salah satu bidan saat melahirkan Aisyah. Bidan yang menangani saya saat itu adalah bidan praktek. Menurut saya mungkin dia kurang profesional dan gak telaten. Saya merasa caranya menangani saya saat itu kasar. Gak hanya itu pasca melahirkan ada placenta yang masih belum dibersihkan dari rahim. Saya jadi agak kapok untuk melahirkan di tempat itu lagi.

Meski saat melahirkan kedua kalinya saya juga melahirkan di bidan. Tapi kali ini bidannya sudah senior dan profesional. Saya merasa lebih nyaman dan pasca melahirkan nifas saya pun gak terlalu banyak gumpalan darah karena memang sudah dibersihkan dengan baik. Tapi saat itu saya melahirkan di Purwokerto di tempat ibu saya. Sedangkan di Surabaya, ibu mertua saya gak punya rekomendasi bidan yang bagus. Ada sih dulu binda yang bagus, tapi orangnya sudah sepuh jadi gak buka praktek lagi.

Alhasil saya dan suami jauh-jauh hari memang sudah merencanakan untuk melahirkan di rumah sakit swasta Surabaya. Dari sekarang juga mulai ngumpulin, supaya pas lahiran nanti sudah siap biaya melahirkannya.

Semoga saja nanti dapat melahirkan normal dengan lancar, aamiin.
Read more>>

Mar 20, 2017

Relatif atau ?

Credit: Pexels.com

Standar kebaikan setiap orang bisa saja berbeda. Tetapi gak merubah kebaikan yang haq.

Beberapa waktu lalu saya mendengar seseorang berniat mencibir tetangga karena anak laki-lakinya disuruh mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, ngepel dan melipat baju. Menurut seseorang itu, si tetangga melakukan hal yang salah karena anak laki-laki kok disuruh ngerjain pekerjaan rumah seperti itu. Dan seseorang itu beranggapan kalau yang dia lakukan benar, yaitu gak menyuruh anaknya mengerjakan pekerjaan rumah semasa kecilnya.

Saya tidak beranggapan kalau yang dilakukan si tetangga itu salah. Karena bagi saya pekerjaan rumah bukanlah pekerjaan khusus kaum hawa. Itu sebenarnya life skill yang harusnya dimiliki semua gender. Kalau suatu saat si anak laki-laki itu harus hidup jauh dari orang tua, masa iya gak mau bersih-bersih kamar kosnya, atau gak merapikan bajunya? Iyakan?

Kita gak pernah tahu akan menjalani hidup seperti apa nantinya. Mempersiapkan lebih awal tentu akan lebih baik supaya gak kaget. Toh seseorang itu terkadang juga mengeluh kenapa anak laki-lakinya sering bikin berantakan, gak tertib, gak mau mencuci piring setelah makan atau membantunya mengerjakan pekerjaan rumah. Apalagi memang semua anaknya laki-laki. Kebayangkan? Sebenarnya semua anak, entah itu laki-laki atau perempuan, mereka harus diajarkan membersihkan rumah. Karena rumah itu milik bersama, kalau yang bersih-bersih hanya kaum perempuan, maka siap-siap lelah beres-beres rumah terus kalau gak punya anak perempuan untuk bantu bersih-bersih.

Pemikiran anak perempuanlah yang harus beres-beres rumah sebenarnya pemikiran kolot. Saya tahu banget, mitos-mitos yang mengatakan kalau sampai orang laki-laki beres-beres rumah derajatnya bisa turun. Entah kenapa bisa begitu. Padahal Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam membantu istri-istrinya mengerjakan rumah. Kok para lelaki yang derajatnya gak lebih tinggi dari Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bisa-bisanya bilang derajatnya bakalan turun kalau beres-beres rumah? Mangap ya kok mendadak emosi, haha.

Mengajarkan anak laki-laki untuk bisa mengerjakan pekerjaan rumah sebenarnya untuk kebaikan si anak juga. Bayangin ketika mendadak ditinggal orang tua dan gak ada yang bisa beres-beres, rumah berantakan gak karuan. Emangnya enak tinggal di rumah berantakan? Saya yakin meski anak laki-laki sekali pun ingin tinggal di rumah yang bersih.

Saya sendiri meski anak perempuan gak pernah semasa kecilnya mengerjakan pekerjaan rumah. Karena mendiang ayah saya beranggapan kalau anaknya -meski perempuan- gak boleh mengerjakan pekerjaan rumah. Bagi saya itu sebuah kesalahan. Setelah saya berumah tangga seperti ini saya merasakan sulitnya beradaptasi. Bayangkan, saya yang gak pernah nyapu, ngepel, nyuci mendadak harus mengerjakan semua sendiri. Dan saat itu suami saya juga senasib dengan saya, ya sama-sama anak mamih! Akhirnya kami sama-sama belajar dan membantu satu sama lain mengerjakan pekerjaan rumah.

Sekarang sudah lebih baik, saya sudah mulai cakap dalam mengerjakan pekerjaan rumah. Suami juga sangat ringan tangan membantu pekerjaan rumah. Ya jangan disamakan dengan suami lainnya ya, suami saya bekerja full seharian di rumah. Jadi gak heran kalau bisa sering membantu saya mengurus anak maupun pekerjaan rumah.

Padahal niatnya nulis sendikit ya tapi kok jadi panjangan banget, haha. Saya jadi teringat sesuatu. Suami pernah bilang, kalau hanya orang putus asa yang bilang cantik itu relatif. Saya dulu gak paham tapi setelah merenung saat makan pangsit tadi pagi saya baru engeh. Sama dengan konsep kebaikan, sebenarnya gak ada kebaikan relatif hanya persepsi orangnya saja yang berbeda. Jadi intinya ending tulisan ini agak gak nyambung, mohon maaf dan terima duit, haha.
Read more>>

Mar 15, 2017

Semoga Saja Jodohnya

Beberapa bulan yang lalu, tepatnya bulan Januari, saudara dari suami berangkat umroh. Tentu saja mendengar ini saya senang. Memang dulu pakde punya cita-cita ingin haji. Sayangnya sebelum bisa haji pakde terkena serangan stroke yang membuat beliau jadi lumpuh dan sakit bertahun-tahun. Baru tahun ini bisa melaksanakan rukun umroh sesuai sunnah. Pakde berangkat bersama istri dan anak perempuannya yang memang punya hajat ingin berdoa dapat jodoh di Tanah Suci.

Gak heran sih karena di umurnya yang sudah bisa dibilang cukup matang, anak perempuan pakde ini belum mendapatkan jodoh. Rasanya pasti kepengen dong segera nikah. Tapi namanya jodoh, kita kan gak tahu kapan mau dateng. Jadi ya bersabar dan memantaskan diri aja dulu.

Anak perempuan pakde ini memang termasuk anak yang baik kelakuannya terhadap orang tua maupun keluarga. Sehingga saat umroh beberapa waktu lalu sempat ada jamaan umroh yang satu travel tertarik padanya dan ingin menjadikan mantu, katanya. Eh ternyata gak lama jamaah umroh tersebut mempertemukan anaknya dengan anak perempuan pakde.

Saya sih berdoa semoga saja memang orangnya baik dan jodohnya. Apalagi pakde memang sudah semakin tua. Kepengen banget melihat anak perempuannya itu bisa menikah.

Namanya menikah memang gak bisa grasa-grusu. Dan gak semua orang yang menikah di umur yang cukup itu katanya telat nikah. Sebenernya gak ada istilah telat nikah. Karena memang jodoh itu sudah ditentukan. Kalau ada orang yang nikah muda ya karena memang sudah takdir. Jadi jangan mencela orang yang belum menikah. Lebih baik mensyukuri apa yang didapati. Bisa kan bahagia tanpa harus membuat orang lain sedih?

Saya juga sebel dengan orang yang mencela orang yang gak kunjung dapet momongan. Dikira anak itu bisa ada tanpa kuasa Alloh kali ya? Belum lagi yang suka mencela orang yang banyak anak, errr. Orang-orang ini memang gak bisa diam, jadi lebih baik diabaikan daripada gila sendiri dengerin omongan orang.

Memang terkadang baper tapi itu wajar. Namanya juga orang, punya hati, baper sih biasa, heheh. Gak masalah baper, yang penting jangan sampai lama-lama dan bikin hati panas. Biarlah kata orang, mereka yang suka mencibir biasanya karena hidupnya gak bahagia dan ingin bikin orang lain gak bahagia juga. Nurutin kata orang malahan bikin kita terlihat gak punya pendirian. Cukup jadi diri sendiri dan abaikan orang-orang hasad.
Read more>>