Jan 12, 2020

Perusahaan Sukanto Tanoto Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa Penyengat Lewat Budi Daya Nanas

Sukanto Tanoto, sang pendiri grup bisnis Royal Golden Eagle memiliki prinsip bahwa bisnis harus bisa memberi manfaat bagi bangsa dan negara. Prinsip ini menjadi dasar bagi setiap unit bisnis yang berada di bawah naungan RGE dalam menjalankan bisnisnya. Atas dasar prinsip ini jugalah APRIL Group begitu aktif dalam menjalankan berbagai program pertanggung jawaban sosial demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar area operasi.


Salah satu program unggulan APRIL Group dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat adalah One Village One Commodity (OVOC). Program yang telah dijalankan oleh salah satu unit bisnis APRIL Group, yakni PT RAPP ini telah berjalan selama beberapa tahun. Dampak yang diberikannya pun tidak sedikit. Desa Penyengat adalah salah satu desa yang telah menikmati hasil atas terselenggaranya program yang satu ini.

Budi Daya Nanas Sebagai Komoditas Unggulan

Desa Penyengat merupakan salah satu desa yang berada di provinsi Riau. Penduduk di desa ini banyak mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber penghasilan. Banyak dari penduduk Desa Penyengat yang menanam tanaman holtikultura. Selain itu, ada juga yang bekerja sebagai buruh lepas.
Meski demikian, minimnya pengetahuan dalam mengelola hasil pertanian membuat penghasilan yang diperoleh tidak seberapa. Bahkan tidak sedikit penduduk desa yang hanya bisa memperoleh penghasilan sebesar Rp 500.000 per bulannya.

Hal ini berdampak pada kesejahteraan masyarakat Desa Penyengat yang cukup memprihatinkan. Setidaknya, itulah kondisi sebelum perusahaan Sukanto Tanoto menjalankan program One Village One Commodity (OVOC) di desa tersebut.

Program One Village One Commodity (OVOC) di Desa Penyengat pertama kali diperkenalkan PT RAPP sekitar tahun 2014 lalu. Pada waktu itu, perusahaan Sukanto Tanoto tersebut memulainya dengan membentuk kelompok Bina Tani.

Sebelum menentukan komoditas yang akan dibudidayakan, PT RAPP melakukan beberapa penelitian guna menemukan tanaman yang cocok dengan kondisi lahan yang ada. Setelah melakukan penelitian, PT RAPP menilai bahwa lahan di Desa Penyengat lebih cocok jika dimanfaatkan untuk menanam nanas.

Bentuk bantuan yang diberikan PT RAPP kepada anggota kelompok Bina Tani Desa Penyengat meliputi pelatihan pertanian dan sarana produksi seperti benih, pupuk dan pestisida. Namun bukan hanya itu saja. PT RAPP juga memberi pelatihan tentang bagaimana cara memasarkan komoditas yang telah dihasilkan.

Kesejahteraan Meningkat Berkat Budi Daya Nanas

Setelah beberapa tahun mengikuti program One Village One Commodity (OVOC), petani Desa Penyengat mulai menikmati hasilnya. Nanas yang ditanam terus membuahkan hasil. Jumlah produksinya pun mencapai angka yang cukup fantastis.

Dalam tiga bulan, sedikitnya Desa Penyengat mampu memproduksi nanas hingga 96.000 buah. Hal senada juga dirasakan oleh desa binaan lain. Setelah mendapatkan bantuan dari perusahaan Sukanto Tanoto, Desa Mungkal juga sukses menghasilkan 28.000 buah nanas.

Kesuksesan program One Village One Commodity (OVOC) di Desa Penyengat pun berdampak pada peningkatan taraf hidup petani setempat. Salah satu petani yang merasakan manisnya budi daya nanas adalah Apo.

Sebelum bergabung dengan kelompok Bina Tani Desa Penyengat, Apo masih menanam tanaman holtikultura sebagai sumber mata pencahariannya. Namun setelah beralih pada budi daya nanas, penghasilannya meningkat dengan sangat tajam.

Saat masih menanam tanaman holtikultura, penghasilan yang ia peroleh tiap bulannya hanya berkisar di angka Rp 500.000. Namun setelah menanam nanas, ia bisa mengantongi hingga Rp 10 juta setiap bulannya. Apo mengakui pada awalnya ia merasa kesulitan dalam membudidayakan nanas. Namun berkat pendampingan dari tim Community Development (CD) perusahaan Sukanto Tanoto, semua jerih payahnya akhirnya berbuah manis.
Read more>>