Oct 29, 2017

Guilty Feeling


Beberapa waktu lalu suami bercerita tentang adik kelasnya yang sudah menyabet gelar doktor di usia yang muda. Ya, saya tahu suami benar-benar senang dengan keberhasilan adik kelasnya itu. Tapi sayangnya yang saya pikir dan rasakan berbeda. Saya justru malah merasa....bersalah. Kenapa adik kelasnya udah doktor aja, tapi suami lulus S1 aja baru tahun kemarin. Ya itu gara-gara kamu, sahut nurani saya yang lainnya. Sedih banget. Apalagi ketika ingat kalau salah satu guru SD suami pernah menyayangkan kalau suami malah menikah dulu bukan menyelesaikan kuliahnya. Saya semakin merasa bersalah dan ingin menghilang saja. Rasanya menikah jadi seperti dosa meski halal.

Meski saya tahu suami gak pernah merasa begitu. Padahal kalau flashback maka faktor yang membuatnya lambat lulus juga cukup banyak. Apalagi ketika suami kuliah suami bukan hanya jadi tulang pupung saya tapi seluruh keluarganya. Tapi kenapa seolah-olah semua salah saya. Atau saya aja yang baper? Kayaknya sih saya over sensitive. Dan entahlah isu suami telat lulus selalu sensitif bagi saya. Tiap kali ada yang menyinggung itu saya bisa kesal sendiri, mood jelek seharian dan terus-terusan mengutuk diri. Jadi jangan tanyakan berapa lama suami kuliah, haha.

0 comments:

Ikutan Komentar

Komen Anda akan dimoderasi. Komentar yang dimunculkan hanya author perempuan saja.

Terimakasih sudah berkunjung ^_^