[Sponsored Post]
Gak kerasa tahun depan Aisyah sudah umur tiga tahun. Aisyah yang sering kami panggil gembil ini memang menyenangkan jika dilihat. Tubuhnya gak terlalu gemuk, tapi juga gak kurus. Bicaranya sudah cukup lancar, meski terkadang berbicara dengan bahasa lain, haha. Mungkin kerena efek sering nonton Masha jadi suka tiru omongannya Masha. Kami juga gak paham maksudnya. Tapi biarlah toh itu imajinasinya.
Di umurnya hampir tiga tahun ini Aisyah sudah bisa banyak hal. Dan baru-baru ini Aisyah baru saja bisa mengendarai sepeda roda tiga yang baru kami belikan. Rasanya ternyata senang sekali melihat Aisyah bisa bersepeda. Maklumlah umminya ini gak bisa naik sepeda karena dulu dilarang. Takut jatuhlah, takut nanti lukalah, atau apalah. Akhirnya sampai besar gak berani nyobain belajar sepeda. Belajar dari pengalaman saya sendiri, saya tidak ingin mengulangi kesalahan. Saya ingin Aisyah menjadi orang yang mandiri dan pemberani. Itulah yang membuat saya dan suami mencari cara mendidik anak usia dini dengan mengamati pola asuh orang tua kami. Yang salah kami koreksi dan yang benar kami terapkan.
Memang jadi orang tua ternyata gak mudah. Salah didik akan berakibat buruk bagi kepribadian si anak. Sayangnya banyak orang yang gak paham. Mereka pikir nanti kalau sudah besar anaknya juga paham sendiri. Padahal kalau bukan karena petunjuk Alloh, anak-anak yang dibiarkan tidak didik dengan baik tidak mungkin bisa menjadi orang yang baik. Itulah mengapa saat kelahiran Aisyah saya bingung sekali, bagaimana mendidiknya supaya jadi anak yang baik.
Alhamdulillah, Islam adalah agama yang sempurna, sehingga saya gak lagi bingung mendidik anak. Cukup dengan meniru cara Rasulullah mendidik anak-anak. Memang saya sendiri belum bisa menerapkan semuanya. Tapi seenggaknya sudah banyak yang diterapkan. Seperti anjuran untuk menciumi anak kecil yang sudah kami terapkan. Meski bukan hanya mencium saja sih tapi juga sentuhan fisik seperti pelukan. Berapa banyak orang tua yang mengabaikan hal ini? Padahal dengan memeluk dan mencium anak kecil dapat membuat ikatan batin antara anak dan orang tua semakin dekat. Anak pun menjadi merasa nyaman dengan orang tua.
Saat Aisyah marah, saya berusaha untuk memeluknya dengan erat sambil mengelus punggungnya agar dia merasa nyaman. Cara ini cukup ampuh untuk meredam kemarahannya. Padahal kelihatan sepele ya, cuma memeluk dan mencium anak aja. Tapi efeknya ternyata besar bagi si anak. Itulah mengapa meski sudah menjadi ibu, belajar tetap sebuah keharusan.
Jangan lupa ya, peluk dan cium anak kalian!
Read more>>
Gak kerasa tahun depan Aisyah sudah umur tiga tahun. Aisyah yang sering kami panggil gembil ini memang menyenangkan jika dilihat. Tubuhnya gak terlalu gemuk, tapi juga gak kurus. Bicaranya sudah cukup lancar, meski terkadang berbicara dengan bahasa lain, haha. Mungkin kerena efek sering nonton Masha jadi suka tiru omongannya Masha. Kami juga gak paham maksudnya. Tapi biarlah toh itu imajinasinya.
Di umurnya hampir tiga tahun ini Aisyah sudah bisa banyak hal. Dan baru-baru ini Aisyah baru saja bisa mengendarai sepeda roda tiga yang baru kami belikan. Rasanya ternyata senang sekali melihat Aisyah bisa bersepeda. Maklumlah umminya ini gak bisa naik sepeda karena dulu dilarang. Takut jatuhlah, takut nanti lukalah, atau apalah. Akhirnya sampai besar gak berani nyobain belajar sepeda. Belajar dari pengalaman saya sendiri, saya tidak ingin mengulangi kesalahan. Saya ingin Aisyah menjadi orang yang mandiri dan pemberani. Itulah yang membuat saya dan suami mencari cara mendidik anak usia dini dengan mengamati pola asuh orang tua kami. Yang salah kami koreksi dan yang benar kami terapkan.
Memang jadi orang tua ternyata gak mudah. Salah didik akan berakibat buruk bagi kepribadian si anak. Sayangnya banyak orang yang gak paham. Mereka pikir nanti kalau sudah besar anaknya juga paham sendiri. Padahal kalau bukan karena petunjuk Alloh, anak-anak yang dibiarkan tidak didik dengan baik tidak mungkin bisa menjadi orang yang baik. Itulah mengapa saat kelahiran Aisyah saya bingung sekali, bagaimana mendidiknya supaya jadi anak yang baik.
Alhamdulillah, Islam adalah agama yang sempurna, sehingga saya gak lagi bingung mendidik anak. Cukup dengan meniru cara Rasulullah mendidik anak-anak. Memang saya sendiri belum bisa menerapkan semuanya. Tapi seenggaknya sudah banyak yang diterapkan. Seperti anjuran untuk menciumi anak kecil yang sudah kami terapkan. Meski bukan hanya mencium saja sih tapi juga sentuhan fisik seperti pelukan. Berapa banyak orang tua yang mengabaikan hal ini? Padahal dengan memeluk dan mencium anak kecil dapat membuat ikatan batin antara anak dan orang tua semakin dekat. Anak pun menjadi merasa nyaman dengan orang tua.
Saat Aisyah marah, saya berusaha untuk memeluknya dengan erat sambil mengelus punggungnya agar dia merasa nyaman. Cara ini cukup ampuh untuk meredam kemarahannya. Padahal kelihatan sepele ya, cuma memeluk dan mencium anak aja. Tapi efeknya ternyata besar bagi si anak. Itulah mengapa meski sudah menjadi ibu, belajar tetap sebuah keharusan.
Jangan lupa ya, peluk dan cium anak kalian!