Pamer Suami?

Beberapa hari blog walking nemu dua artikel yang isi entrinya itu muji-muji suaminya itu baik. Gak salah sih dari pada ngomongin jeleknya suami mending kan muji-muji. Tapi terkadang entri kayak gini bikin cewek-cewek yang masih pada lajang mupeng, haha. Masalahnya hidup ini terlalu rempong kalau harus mikirin isi hati orang sedunia. Mana bisa nulis apa-apa kalau dikit-dikit pada baper. Jadi mendingan cuek aja dengan orang-orang yang baper.

Saya sendiri kadang-kadang memang muji suami di blog. Gak kepengen sering-sering sih, takut suami diambil orang, haha. Kadang memang kalau dapet suami baik pengennya seisi dunia tahu kalau suamiku paling baik. Tapi ada baiknya kalau gak terlalu sering membeberkan kebaikan suami. Gak tahu kenapa saya mendadak insecure ketika banyak orang tahu suami saya baik, haha. Gak kepengen juga sih bikin orang pada tahu suami saya jahat, haha. Semua manusia kan punya sisi buruk tapi sebagai suami istri hal itu harus saling ditutupi. Entah karena saya terlalu posesif atau gemana yah, kayaknya takut aja ada orang yang menyelidiki suami saya gara-gara saya terlalu sering pamer kalau suami saya baik.

Kadang kita gak tahu kan ada orang hasad di sekitar kita. Dan orang hasad ini sangat berbahaya karena seperti musang berbulu domba. Keliatannya baik tapi tahu-tahu menerkam.

Sama halnya seperti wanita dilarang menceritakan kebaikan wanita lain di depan suaminya. Perempuan juga seharusnya gak menceritakan kebaikan suaminya di depan teman wanitanya. Hal ini bisa jadi saat teman wanita itu ternyata punya kondisi rumah tangga yang buruk, eh dia jadi kepengen jadi istri dari suami si temennya itu. Ah gak lucu kan kalau gitu.

Entah kenapa saya mendadak baper gini. Padahal udah gak nonton sinetron, haha. Mungkin saya cuma khawatir gara-gara saya beberapa kali menyebutkan kebaikan-kebaikan suami di blog. Takut kali ya ada yang demen sama suami saya, haha. (Baper Mode: ON)