Jul 28, 2017

Malu Gak Sih?


Saya dan suami memang terbiasa berbagi kerjaan berdua, entah itu kerjaan rumah atau kerjaan blog. Tapi bagi saya mengerjakan kerjaan suami itu terlihat keren, haha. Karena bisa menulis itu sesuatu yang keren, hihi. Sedangkan suami yang mengerjakan pekerjaan rumah di mata masyarakat terlihat turun derajat. Ya itulah yang saya sering dengar.

Suami saya memang menawarkan diri untuk mengepel teras depan, menjemur dan buang sampah. Pokoknya pekerjaan rumah yang mengharuskan keluar rumah dihandle oleh suami. Saya lebih memilih nyuci baju (pake tangan) dari pada jemur baju di depan rumah, haha. Itulah mengapa suami yang menjemurkan baju karena saya memang gak mau jemur, hihi. Meski sesekali suami juga yang mencuci dan juga menjemur baju. Tapi gak setiap hari sih hanya momen tertentu ketika saya lelah. Dan mungkin saat saya melahirkan nanti suami akan mencuci seenggaknya sampai saya merasa lebih sehat.

Terkadang saya merasa bersalah karena lumrahnya para istri yang jemur baju. Ini tiap pagi suami jemur baju. Tahu sendirilah pagi-pagi itu juga banyak emak-emak yang jemur baju di sekitar rumah. Jadilah aneh karena hanya suami yang cowok sendiri, haha. Mungkin para tetangga mengira suami yang mencucikan baju. Karena pernah ada pemulung yang nyidir suami pake bahasa Madura. Intinya kalau orang Madura yang nyuci baju itu ya istrinya bukan suami. Lah suami saya orang Madura dan bajunya juga dicuci sama istrinya kok, kamu aja gak tahu, wakaka.

Saya sempat berfikir apakah suami malu ya tiap hari menjemurkan baju. Atau saya sajalah yang menjemur tiap hari. Tapi setelah saya tanyakan dengan sungguh-sungguh, ternyata suami gak merasa malu. Dan jawabannya bukan tipe jawaban yang "ngadem-ngademin". Karena suami memang tipikal yang kalau jawab pertanyaan suka gitu. Gak mau bikin saya galau, hihi. Saya lihat sendiri kalau ternyata suami sadar itu tugasnya. Saya gak perlu memintanya menjemur karena suami paham sendiri pokoknya kalau saya sudah selesai nyuci ya dijemur. Padahal biasanya untuk hal lainnya saya masih harus meminta tolong supaya suami ingat. Dan lucunya, kalau lagi ngambek saya suka nekat jemur sendiri. Kalau kelihatan suami biasanya suami langsung menarik saya secara dramatis sebelum keluar pintu pokoknya kayak di film-film Korea, wakaka. Udah gitu didekap dan mengambil alih cucian basah, wakaka. Jadi memang suami beneran gak malu dan sungguh-sungguh ingin membantu saya meringankan pekerjaan rumah.

Padahal perkara jemur baju itu sepele banget loh. Tapi saya gak suka jadi sering males ngerjainnya. Kalau dibantu suami saya bisa mengerjakan kerjaan lain dan rumah cepat selesai. Hasilnya kalau suami minta kelon bisa langsung ready, wakaka. Dan ternyata itu juga salah satu alasan kenapa suami senantiasa membantu meringankan kerjaan rumah. Supaya saat suami ingin tidur-tiduran berdua saya gak mengelak karena kerjaan rumah masih numpuk, hihi.

Memang ya hidup di antara masyarakat yang masih menganggap tabu suami turun tangan pada pekerjaan rumah itu bikin hati galau. Tapi mau gemana lagi, toh juga tiap rumah tangga punya peraturan masing-masing. Ibu-ibu rumah tangga yang suaminya gak bisa ikut bantu kerjaan rumah gak perlu merasa suaminya jahat. Mungkin mereka meringankan dari sisi lain. Suami saya sih kerja di rumah terus jadi ya bisa bantuin banyak hal. Dan ibu-ibu yang suaminya biasa bantuin kerjaan rumah ya jangan ngompor-ngomporin ibu lain yang suaminya gak bantuin. Tiap rumah tangga punya cara sendiri untuk menjaga keharmonisan, gak perlu kok memaksakan. Pokoknya nyaman satu sama lain.
Read more>>

Jul 20, 2017

Waspada Anyang-Anyangan pada Ibu Hamil


Hamil yang kesekian kalinya ini ukuran perut saya bisa dibilang memang besar banget. Ya gemana lagi memang perutnya udah melar, hihi. Rasanya juga lebih berat dari sebelumnya. Belum lagi badan saya sendiri juga berat, hihi. Gak hanya itu yang paling kerasa adalah selalu ingin buang air kecil apalagi saat malam hari. Padahal ya malam hari itu enaknya buat tidur. Alhasil saya sering menahan buang air kecil. Jadi belakangan ini memang sering sakit di bagian bawah perut.

Gak hanya itu sakit buang air kecil pun sering saya rasakan. Nah kalau sudah begini saya memang sedikit khawatir terkena penyakit infeksi saluran kemih. Karena memang gejala awal infeksi saluran kemih adalah anyang-anyangan atau rasa ingin buang air kecil terus menerus dan tidak tuntas. Kalau sudah begini saya harus waspada. Apalagi infeksi saluran kemih pada ibu hamil memang gak boleh diabaikan. Pada ibu hamil infeksi saluran kemih dapat membuat keguguran janin, bahkan janin bisa lahir prematur atau lahir dengan berat badan yang kurang.

Serem kan ya? Jadi memang harus segera diatasi. Cara mengatasi infeksi saluran kemih pada ibu hamil juga gak bisa sembarangan. Karena ibu hamil gak bisa sembarangan minum obat. Mengobati dengan bahan-bahan alami akan lebih baik tentunya. Salah satu bahan alami yang dapat mencegah dan mengobati infeksi saluran kemih adalah buah cranberry. Buah ini mengandung vitamin C yang tinggi dan juga terdapat kandungan antioksidan proanthocyanidins. Antioksidan ini memiliki sifat anti-adhesi yang membuat bakteri gak bisa menempel pada saluran kemih dan tentunya gak bisa menularkan infeksi.

Sayangnya nih buah cranberry ini sulit didapatkan jadi lebih baik memang mengkonsumsi ekstrak buah cranberry yang terkandung pada Prive Uri-cran. Prive Uri-cran ini terdiri dari bentuk kapsul dan juga serbuk minuman. Tapi yang sempat saya konsumsi adalah Prive Uricran Plus yang berupa serbuk minuman. Karena memang rasanya enak, manis asamnya pas banget. Apalagi diminum dengan air dingin, tambah enak deh.

Mendapatkan Prive Uricran ini juga cukup mudah karena dijual di apotek-apotek seperti Viva Generik, Guardian, Kimia Farma dan apotek lainnya. Harga Prive Uricran per saschernya sekitar sembilan ribu. Tergantung juga beli di apotek mana. Satu box isi lima belas sachet, di beberapa apotek bisa beli eceran kok.





Minum Prive Uricran ini dapat dikonsumsi satu kali sehari jika untuk pencegahan. Sedangkan untuk pengobatan dikonsumsi dua kali sehari. Selain mengkonsumsi ekstrak cranberry untuk pencegahan akan lebih baik jika didukung dengan menjaga kebersihan tubuh.

Apalagi yang namanya wanita daerah kewanitaannya sering banget lembab. Jadi wajib untuk ganti pakaian dalam sehari minimal tiga kali. Selain itu jangan menahan buang air kecil karena ini bisa menjadi pemicu infeksi saluran kemih.

Read more>>

Jul 19, 2017

Baju Bayi yang Nyaman Dipakai dan Pertimbangannya

Bayi merupakan buah hati dari pasangan yang masih bisa disebut bayi apabila berumur 0 hingga 1 tahun. Bayi tersebut akan sangat diperhatikan oleh orangtua dari kebutuhan pakaian, makanan, dan hal lainnya yang dapat menunjang pertumbuhan bayi agar selalu baik dan tidak kekurangan satupun. Karena pada dasarnya semua orangtua tentu ingin bayi dan anaknya dapat tumbuh sehat hingga besar nanti. Oleh karena itulah untuk mengurangi hal berbahaya untuk anak, orangtua akan selalu memberikan yang terbaik baik dari makanan yang akan diberikan, susu yang berusaha untuk memberikan ASI, hingga baju bayi yang dikenakannya.


Berbagai hal tersebut disiapkan oleh orangtua untuk bayinya karena berbagai alasan. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa orangtua akan memberikan yang terbaik untuk anaknya. Selain itu juga untuk membuat orangtua dan bayi merasa nyaman karena orangtua tidak ingin anak bayinya nantinya mengalami hal yang tidak menyenangkan karena kurangnya perhatian yang diberikan. Seperti misalnya mengalami sakit karena kurang makan dan gizi yang masuk, badannya menjadi kurus, mengalami sakit demam karena kedinginan, dan hal lainnya yang membuat orangtua khawatir oleh karena itulah semua orang tua akan memberikan yang terbaik untuk anak bayinya.

Begitu juga dengan memberikan baju bayi yang terbaik untuk diberikan kepada bayi. Baju yang akan dikenakan bayi harus yang nyaman dipakai untuk bayi tersebut. Oleh karena itulah harga nantinya tidak akan menjadi masalah selama baju tersebut mempunyai kualitas yang bagus dan akan nyaman dipakai oleh bayi. Bagi orangtua akan memberikan baju yang nyaman karena kulit anak yang sangat sensitif sehingga apabila mempunyai dan menggunakan baju yang tidak nyaman, kulitnya akan mudah alergi dan gatal-gatal. Hal tersebut berlaku untuk bayi umumnya yang memang masih mempunyai kulit yang sangat sensitif.

Oleh karena itulah bayi mempunyai sabun, shampo, dan juga bedak sendiri karena ph kulit bayi yang berbeda dengan orang dewasa. Karena kulit yang sensitif tersebut juga yang membuat orangtua memilihkan baju yang terbaik diberikan kepada bayinya agar terhindar dari alergi kulit yang dapat untuk menimpa bayi. Dimana beberapa cara orangtua untuk dapat memiliki baju untuk bayi yang nyaman dipakai biasanya adalah dengan tips di bawah ini:

1. Memilih dari kualitas bukan dari harganya

Tips pertama untuk memberikan baju yang terbaik dan nyaman dipakai oleh anak adalah memilih dari kualitas baju yang akan dibeli bukannya dari harga tersebut. Orangtua tidak segan untuk membelikan baju yang terbaik yang mempunyai kualitas baik untuk anak sehingga akan nyaman ketika dipakai. Harga dari baju juga tidak masalah apabila sesuai dengan kualitas yang ditawarkan oleh baju tersebut.

2. Bahan yang tidak panas

Pertimbangan selanjutnya untuk memilih baju untuk bayi adalah dilihat dari bahan yang digunakan. Anda bisa untuk memilih bahan yang nyaman dipakai untuk bayi yaitu bahan yang adem ketika dipakai dan tidak panas ketika digunakan. Hal tersebut karena bayi mudah berkeringat dan dengan kulit yang sensitif apabila menggunakan bahan baju yang panas bisa untuk membuatnya alergi.

3. Bahan yang tidak kasar

Dan pertimbangan terakhir ketika memilih baju bayi yang nyaman digunakan untuk bayi adalah dari bahan yang halus apabila bersentuhan dengan kulit bayi. Telah dijelaskan di atas apabila kulit bayi sangat sensitif sehingga bahan yang baik untuk baju yang dikenakannya adalah yang halus sehingga tidak akan membuat kulit bayi tidak nyaman ketika digunakan.
Read more>>

Jul 18, 2017

Mengatur Waktu untuk Semua


Semenjak punya rumah sendiri saya memang punya kewajiban untuk beres-beres rumah, hihi. Dulu mah apa cuma beresin kamar doang, nyuci dan jemur. Sekarang seisi rumah harus diberesin termasuk dapur. Karena rumah gak terlalu besar jadi memang beresin rumah gak terlalu memakan waktu banyak. Tapi tetep ya karena masih belum terbiasa jadi rasanya cape pas awal-awal. Sekarang sudah mulai biasa dan rasanya gak cape-cape amat.

Karena di rumah gak terlalu kotor memang ngepelnya sehari dua kali. Kalau nyapu memang harus tiap hari biar gak berdebu. Dan yang paling jarang itu bersihin dapur. Ya gemana enggak, wong jarang masak jadi dapur bersih terus dong, hihi.

Apalagi belakangan ini banyak job nulis yang deadlinenya mepet. Terkadang harus sedikit mengabaikan pekerjaan rumah dan meluangkan waktu untuk menulis. Kalau udah sumpek dengan cucian baju biasanya saya nyuci di rumah mertua. Karena di rumah mertua memang ada mesin cuci jadi nyuci baju lebih gak cape. Cuma ya gitu males bawain baju kotornya itu. Soalnya keliatan banget sama tetangga kayak orang mau kabur dari rumah, wakaka. Padahal sih itu cucian baju kotor, haha.

Tapi gemana lagi, nyuci pakai tangan itu melelahkan. Sedangkan budget untuk beli mesin cuci idaman masih pending dulu untuk biaya lahiran dan aqiqoh. Jadi ya bersabar dulu lah ya. Alhamdulillah mertua juga bersabar dengan mantunya yang doyan laundry di rumahnya, haha. Ampun deh punya mantu kayak saya, wakaka.

Lagi pula Aisyah hampir tiap hari minta ke rumah akung dan utinya. Jadilah hampir tiada hari tanpa ke rumah mertua. Tiap sore biasanya kami pergi ke rumah mertua dan pulang malam hari. Ya bagaimana lagi wong memang cucu masih satu jadi yang dikangenin cuma satu, hihi.

Dan karena kebiasaan ini saya juga harus pinter-pinter atur waktu untuk beres-beres rumah, ngerjain job dan juga istirahat. Karena waktunya terbatas, sore udah harus cus ke rumah mertua. Cape sih tapi ya sudahlah toh juga memang harus sering mengunjungi mertua. Jangan mentang-mentang pindah rumah langsung gak pernah ngunjungin, hihi.

Hanya saya yang saya pikirkan adalah pasca melahirkan gak mungkin juga wara-wiri kayak gini. Entahlah Aisyah bakalan rewel apa gak ya kalau gak dituruti ke rumah utinya.  Pasca melahirkan pasti saya akan lebih banyak di rumah seenggaknya minimal dua minggu gak keluar rumah, paling juga kalau mau periksa bayi ke dokter atau imunisasi aja.

Ya sudahlah gak perlu dipikirin banget. Pokoknya jalani aja.
Read more>>