Jan 26, 2017

Kecantikan Tersembunyi


Semenjak hamil, entah kenapa saya jadi agak suka masak dan sering ke pasar untuk belanja. Padahal biasanya saya paling males ke pasar. Udah becek panas bau juga, haha. Tapi ternyata dengan ke pasar saya bisa milih untuk beli buah apa saja yang saya suka. Gak perlu lagi titip ke mertua seperti biasa. Meski memang kadang gak dapet barang yang bagus, tapi bukan masalah. Namanya juga baru belajar belanja ke pasar jadi yang beginilah. Belum lagi ketika mengajak Aisyah ke pasar dia sering minta mainan. Mulai dari mainan yang murah sampai yang mahal. Kadang kalau males Aisyah ditinggal di rumah aja dari pada bikin kacau, haha. Tapi kadang gak tega juga kalau ditinggal.

Dan kebiasaan saya kalau ke pasar biasanya belum mandi, hihi. Soalnya saya merasa kalau ke pasar mandi kok mubazir banget ya. Gemana enggak, pasar kan bau kotor juga, habis mandi nanti kotor lagi. Maleslah, masa pulang pasar mandi lagi. Jadi memang kalau ke pasar saya dan suami hanya cuci muka saja. Baru pulang dari pasar kami mandi.

Memang sih ini berbeda dengan kebanyakan orang yang kalau ke pasar justru dandan mandi dan bahkan pakai parfum wanita terlaris sekalipun. Kalau saya sih males dandan cuma untuk ke pasar. Toh di pasar cuma ada daging-daging yang tergeletak lemas, dan sayur-sayur segar yang gak bisa mengapresiasi sisi cantik saya, haha. Apaan deh. Lebay sih, tapi ya begitulah saya, tidak ingin terlihat cantik di depan orang banyak, cukup suami saja yang tahu kalau saya cantik.

Toh bukannya memang suami yang paling berhak menikmati kecantikan saya bukan?

Apalagi menurut saya terbar pesona itu cuma bikin masalah. Gawat kan kalau sampai ada yang kecantol. Itulah mengapa wanita memang kecantikannya harus disembunyikan supaya terhindar dari fitnah. Tapi sayangnya kebanyakan wanita itu memang suka dipuji. Saya juga kok suka dipuji. Tapi milih-milih juga dipuji siapa dulu. Kalau dipuji suami sih gak masalah, kalau dipuji suami orang tuh masalah banget, haha.

Berapa banyak wanita yang rela pamer aurat supaya dipuji cantik atau apalah. Tapi mau bagai mana lagi kalau memang belum paham ya gak bisa paham. Kecuali memang nuraninya sendiri yang mengetuk.

Ah sudahlah, ini ngepost apa sih kok ngelantur gini, haha.

Kalau kamu, ke pasar pake mandi dulu gak?

Read more>>

Jan 18, 2017

Mental Kaya?


Ada yang aneh di timeline FB saya pagi ini. Gak sengaja saat scroll FB saya menemukan status FB seseorang yang menyinggung tentang mental kaya. Katanya kalau ketemu orang kaya jangan suka minta-minta, oke ini bener. Gak cuma ke orang kaya aja, ke siapa pun kalau memang gak butuh banget ya jangan minta-minta. Udah gitu poin anehnya, seseorang itu bilang, kalau perlu nraktik orang kaya, buktikan kalau bermental kaya. Emangnya mental kaya seperti itu ya? Emang sih kalau minta traktiran terus itu annoying tapi kalau sok nratik itu namanya, ah pikir sendiri deh, hihi.

Di akhir statusnya juga aneh banget, yuk cari orang kaya dan traktir mereka????? Orang kaya gak perlu ditraktir, bisa beli sendiri. Justru yang harus dicari orang yang kurang kaya. Nraktir mereka bisa jadi pahala karena memenuhi kebutuhan si kurang kaya. Entahlah maksudnya orang ini apa. Aneh aja, kalau mau bermental kaya gak perlu gitu juga. Yang penting menjaga diri dari meminta-minta, bersyukur dengan rejeki yang ada, gak pamer ini itu. Toh juga kalau bermental kaya kenapa gitu?

Ah abaikan saya, haha.
Read more>>

Jan 14, 2017

Memang Sudah Takdirnya

Beberapa waktu lalu saya sempat mengalami diare cukup parah selama tiga hari. Badan rasanya lemas gak karuan belum lagi ternyata muntah-muntah juga. Awalnya takut kalau ini gelaja penyakit disentri karena disertai mual, muntah beberapa kali juga. Tapi ternyata muntahnya itu bukan karena ada infeksi usus tapi karena penyakit maag saya kambuh. Memang selama diare, saya jadi kurang berselera makan. Alhasil seharian hanya minum. Perut kosong membuat asam lambung naik dan muntah beberapa kali. Hingga rasanya tenggorokan saya sakit sehabis muntah banyak.



Karena sudah seharian diare, malamnya saya dipaksa untuk ke dokter. Apalagi saat itu saya muntah hebat hingga wajah saya terlihat sangat pucat. Saya yang tadinya enggan untuk ke dokter akhirnya memutuskan untuk segera ke dokter. Alhamdulillah ternyata dokter belum tutup antrian juga gak banyak. Saya hanya harus menunggu satu antrian saja. Setelah diperiksa oleh dokter ternyata hanya diare biasa. Hanya saja muntahnya itu memang disebabkan karena gak makan seharian.

Saya disarankan untuk makan hanya halus-halus saja seperti roti. Masih belum boleh makan nasi juga. Toh saya juga gak berselera kalau disuruh makan nasi. Karena hari sudah malam, setelah dari dokter saya dan suami langsung pergi ke apotik untuk menebus obat. Karena apotik tutup jam sembilan malam, sedangkan waktu sudah menunjukan jam sembilan kurang lima menit. Eh ternyata di apotik masih ramai dan belum tutup juga.

Dokter juga menyarankan saya untuk minum cairan elektrolit. Karena males bikin sendiri saya beli cairan elektrolit yang rasanya enak yaitu Pocari. Kebetulan di Indomart memang lagi ada promo. Setelah minum dua botol besar Pocari rasanya badan lebih enak dan gak lemas lagi. Padahal hanya sakit tiga hari tapi berat badan saya bisa turun hingga dua kilo.

Entah kenapa rasanya kalau kena penyakit diare itu antara malu dan gemes sendiri. Padahal saya tipikal orang yang bersih kalau makan cuci tangan dulu perlengkapan makanan juga dibersihkan semaksimal mungkin. Masak pun sayuran dibersihin sampai bersih. Tapi saat kena diare itu memang saya makan makanan yang dibeli di luar mungkin itulah sebabnya. Dan anehnya, saya dan suami makan makanan yang sama dipiring yang sama. Kok ya suami gak kenapa-kenapa tapi saya malah diare parah. Ya namanya takdirnya sakit diare ya sakit aja sih, haha.
Read more>>