Sep 21, 2016

Menolong Orang Saat Diri Sendiri Sedang Kesulitan

Credit: pixabay.com
Hidup di jaman sekarang ini mungkin terasa lebih berat dari pada jaman-jaman sebelumnya ketika teknologi masih belum semaju sekarang. Sadar atau gak, semakin canggihnya teknologi memang membuat segala jadi mudah tapi bikin hidup jadi lebih sulit. Sulitnya sih karena banyak orang yang jadi ingin pamer. Apalagi dengan ramainya sosmed, banyak orang yang ingin pamer di sosmed. Jadi sulitnya sebenarnya karena dipersulit sendiri.

Kalau menuruti gengsi memang gak ada habisnya. Kita gak akan pernah puas dengan yang kita miliki. Apalagi kalau melihat orang lain punya sesuatu yang lebih bagus. Makah hilanglah rasa bersyukur atas apa yang sudah kita miliki. Miris sih memang tapi begitulah hakikatnya orang-orang yang mengejar dunia. Mereka hina sehina-hinanya.

Padahal kunci kebahagian bukanlah dari barang-barang mewah yang kita miliki. Percuma punya barang bagus tapi ternyata kita gak pernah mensyukuri dan selalu merasa kurang terus. Jadi sebenarnya bahagia itu bukannya dengan memiliki banyak uang. Hidup sederhana pun bisa tetap bahagia. Asalkan selalu bersyukur atas nikmat yang sudah kita dapat.

Seperti cerita pendek anak dengan penjual tahu. Dikisahkan ada seorang anak dari keluarga kurang mampu yang senantiasa riang. Meski hidupnya begitu sulit dan uang sakunya hanya seribu per hari dia tetep bersemangat sekolah. Bayangin kalau anak jaman sekarang dikasih uang saku segitu mungkin udah gak mau sekolah kali ya, hehe.

Ternyata sulitnya hidup gak membuat sang anak menjadi enggan membantu sesama. Kadang ada orang yang enggan membantu karena merasa hidupnya sudah sulit kenapa harus membantu orang. Dirinya sendiri aja butuh dibantu. Begitulah kadang pikiran orang. Padahal membantu meringankan kesulitan orang bisa jadi sebab kita dimudahkan dalam suatu urusan.

Nah si anak yang kurang mampu ini suatu hari bertemu dengan seorang penjual tahu yang ternyata bannya kempes. Padahal dia belum menjual tahu satu pun. Lalu si anak membantu sang penjual tahu untuk menambal bannya ke tempat tambal ban. Kebetulan tukang tambal ban tersebut sudah kenal dengan si anak tersebut. Sehingga penjual tahu tersebut mendapatkan tambal ban gratis.

Karena sang penjual tahu belum bisa membalas kebaikan si anak hari itu juga, keesokan harinya sang penjual tahu menunggu anak tersebut dan memberikannya sebuah buku cerita anak-anak. Tadinya si anak merasa pemberiannya gak terlalu berguna. Sampai akhirnya guru di sekolahnya meminta para murid membawa buku cerita anak. Bagi si anak yang kurang mampu tentu saja membeli buku cerita anak adalah hal sulit. Tapi karena kebaikannya menolong penjual tahu dia mendapatkan buku cerita anak secara gratis. Akhirnya anak tersebut ingat bahwa buku cerita yang diberikan oleh sang penjual tahu ada manfaatnya.

Dari cerita ini kita bisa memetik hikmah bahwa meski kita dalam keadaan sulit sekali pun, membantu orang yang kesulitan gak akan membuat hidup kita sengsara. Seperti yang saya bilang sebelumnya, bisa jadi kita mendapat kemudahan karena menolong orang lain yang kesulitan meski kita sendiri dalam keadaan susah.

0 comments:

Ikutan Komentar

Komen Anda akan dimoderasi. Komentar yang dimunculkan hanya author perempuan saja.

Terimakasih sudah berkunjung ^_^